Kata mitos, anak cowok tabu nangis. Bener begitu? Apa iya cowok kagak boleh menitikkan air mata? Kan, cowok juga manusia? Kamu kudu simak penjelasannya.
Jadi anak cowok nggak enteng juga. Ada ‘aturan’ beribet yang mengekang anak-anak cowok. Salah satunya soal nangis. Lama dislogankan kalo anak cowok kagak boleh nangis, boys don’t cry. Pokoknya, malu-maluin deh kalo sampe ada anak cowok yang meneteskan air mata (kecuali kelilipan atau kecolok golok!). Cowok selalu dituntut tegar, kuat, en tahan banting. Kalo gampang meneteskan air mata – apalagi sampai jejeritan (mèwèk kata orang Bandung, mah!), bisa disebut banci. Kayak cewek aja, lu! Kata cowok-cowok yang lain.
Ini nggak cuma kata sesama cowok, tapi juga menurut mayoritas kaum cewek. Di mata cewek, cowok itu jangan cengeng. Biar cewek aja deh yang jadi makhluk penumpah air mata. Cowok justru harus jadi mahluk yang bisa menguatkan hati dan iman (taela!) cewek, juga tempat cewek menumpahkan air matanya. Makanya, di banyak lagu-lagu cinta selalu ada kalimat “I will be your shoulder to cry on”. Itu maksudnya, bahu si cowok kudu jadi tempat cewek menangis, bukan sebaliknya.
Cowok pantes nangis
Wah, wah, wah, apa iya cowok-cowok kagak sah kalo nangis? Padahal kan cowok en cewek sama-sama dikasih Allah kelenjar air mata, masa’ nggak boleh nangis? Ihik…ihik
Lalu apa sih yang bisa bikin cowok menangis? Nah, ini beda-beda jawabannya. Ada cowok yang bisa jadi melankolis kalo diputus cewek, seperti kata Annur. Macam-macam. Belum tentu satu kejadian bisa mengundang cucuran air buat cowok yang lain. Patah hati, misalkan, nggak bikin semua cowok sedih.
Hal lain juga datang dari Arif. Kata mahasiswa yang lagi nguber tugas akhir di kampusnya ini, nggak ada masalah cowok menangis. Cowok juga kan manusia (ampuuun Candil Seurieus!). Hanya menurut cowok jangkung ini, kaumnya pantes banget nangis karena menyesali dosa-dosa, misalkan. Setujuuu!
Ia sendiri ngaku pernah nangis gara-gara nonton layar tancep yang nayangin film 1 litre of tear (nonton-nya bareng2 d asrama lagi...hue hue... :D ). Ngakunya sih, semua jama’ah, eh penonton juga sama-sama terharu, hanyut dalam suasana film yang menguras air mata itu. Ihik…ihik.
Nah, apapun alasannya, para cowok emang bisa en boleh menangis, kok. Jadi kagak usah malu untuk menangis, boyz, please deh!
Sehat & penting
Tapi, emang tetap harus diakui, tangisan cowok emang nggak sesering cewek. Kalau cewek mah, peka banget. Kesinggung dikit, matanya berkaca-kaca (tapi nggak sampai kaca riben apalagi kaca nako), keinjek jempolnya – apalagi pake mesin giling – bisa nangis. Untuk cowok, kagak segampang itu. But, ini bukan berarti tangisan cewek itu tangis murahan la yauw!
Aturan konvensional emang memperlakukan cowok jadi mahluk yang keras. Menangis itu tanda kelemahan dan kagak maskulin atawa jantan. Makanya, kaum cowok suka jaim – jaga imej --. Mereka bakal tengsin berat kalau sampai ketahuan nangis di muka umum, apalagi di muka hakim (he…he…). Mereka lebih milih nahan nangis meski hatinya remuk redam kayak kacang ijo dibikin bakpia pathok.
Hal inilah yang coba diluruskan oleh Profesor Bernard Capp, ahli sejarah dari University of Warwick. Kata dia, rugi banget kalo cowok nahan-nahan diri untuk menangis. Karena, menahan tangisan itu ternyata beresiko untuk kesehatan. Untungnya, lanjut Prof yang satu ini, mental para cowok udah berevolusi sehingga kini jadi gampang nangis. Salah satunya, adalah berkat jasa sepakbola. Kagak percaya? Liat aja, begitu kesebelasan AC Milan keok di tangan Liverpool di final Liga Champion, si gelandang ganteng asal Brazil, Kaka dan striker Sheva yang biasanya ‘garang’ di depan gawang lawan, justru sesenggukan bareng para supporter-nya.
Para psikolog juga bilang buat cowok menangis itu sama pentingnya kayak cewek. Psikolog klinis Ron Bracey mengatakan, menangis baik bagi tubuh kita. Menangis mengatur fungsi penting dengan melepaskan hormon stress. Nah, nangis itu sehat, bro!
Nangis Yang Baik
Meski menangis itu boleh, para cowok harus tahu apa saja yang pantas ditangisi dan gimana caranya. Ingat, hukum asal perbuatan itu terikat hukum syara’. Karena nangis itu perbuatan, maka harus ikut aturan Islam. Gimana nangis yang halal dan berpahala, dan yang haram ya jangan ditangisi. Misalnya, nggak pantas seorang muslim menangisi Ariel Sharon seandainya dia koit. Apalagi sampai mendoakan agar dia diterima iman dan amalnya. Lha wong dia memusuhi Islam dan membunuhi kaum muslimin, ya mana bisa diterima baik-baik sama Allah. Pastinya dia bakal nyungsep ke neraka jahanam.
Ada beberapa tangisan yang dibolehkan dan dianjurkan agama, yakni:
§ Saat mendapat musibah, seperti kematian orang yang dikasihi. Imam Muslim meriwayatkan bahwa suatu ketika salah seorang putra Rasulullah saw. sakit keras. Kemudian beliau memangkunya sedangkan nafas anak itu telah tersengal-sengal. Maka jatuhlah air mata Rasulullah saw. membasahi pipi. Sahabat beliau, Sa’ad bin Ubadah ra. yang menyaksikan hal itu bertanya, “Apakah air mata ini (mengapakah engkau menangis sedang engkau melarang meratap)?” Rasulullah saw. menjawab, “Air mata itu bukti rahmat yang telah diletakkan Allah dalam hati hambaNya. Sesungguhnya Allah akan mengasihi hamba-hambaNya yang berkasih sayang pada sesamanya.”
§ Nangis karena inget dosa, takut pada Allah. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut pada Allah hingga air susu masuk lagi ke dalam payudara.”(HR. Tirmidzi). Boyz, jangan pernah lupa ama dosa-dosa, apalagi sampe nyombongin diri. Amit-amit. Ada baiknya kita renungkan kesalahan yang udah kita lakuin; ngelawan ortu, bohong, lupa shalat 5 waktu, ngelirikin cewek, ngegodain cewek, dsb. Rasulullah saw. juga pernah ngingetin kita supaya nggak ngebanggain amal baik kita karena belum tentu diterima Allah, dan jangan ngelupain dosa-dosa yang udah kita kerjain karena Allah pasti mencatatnya. So, menangislah jika kita pernah berbuat kesalahan, itu tanda hambaNya yang beriman.
§ Nangis waktu membaca atau mendengar al-Quran. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa saat Rasulullah saw. mendengar sahabat Nabi saw. yang bernama Abdullah bin Mas’ud membaca Al Qur’an, beliau mencucurkan air mata. Begitu pula Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq adalah orang yang sering menangis saat membaca al-Quran.
Menangis saat membaca al-Quran adalah tanda kekhusyu’an. Hal inilah yang dicontohkan oleh para sahabat Nabi Muhammad saw. Kalau mereka membaca ayat-ayat tentang neraka, mereka menghentikan sejenak membacanya lalu berdoa sambil menangis, berharap mereka bukan termasuk penghuninya. Lalu saat membaca ayat-ayat yang berkisah tentang surga, mereka juga menangis dan berdoa, berharap agar termasuk ke dalam golongan penghuninya.
Selain itu, para ulama juga menganjurkan kita untuk menangis saat membaca al-Quran. Mereka juga bilang, kalau kita tidak bisa menangis saat membaca ayat-ayat Allah, maka menangislah karena hal itu memang pantas ditangisi. Khawatir hati kita sudah menjadi batu, tidak tergetar dengan ayat-ayatNya. “Orang-orang yang jika disebut nama Allah bergetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah keimanannya.” (QS al-Anfal [8]: 2)
§ Nangis waktu shalat. Ini bukan karena kaki kita keinjek makmum sebelah kita. Tapi menangis karena perasaan takut dan cinta kepada Allah. Bro, Rasulullah saw. dan para sahabatnya adalah orang-orang yang terbiasa menangis ketika shalat. Pernahkah kita demikian? Semoga. [januar, dari berbagai sumber]
No comments:
Post a Comment